Fiqih

Kapan Waktu Berniat dalam Setiap Ibadah?

Written by Ilham Wahyudin · 56 sec read >

Bismillah, was-sholaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillah wa ‘alaa aalihii wa man waalahu, amma ba’du

Niat (النية) secara umum menjadi syarat sah dalam menjalankan ibadah. Akan tetapi, bagaimana cara berniat yang benar? Maka hal ini perlu dipahami oleh setiap muslim agar ibadahnya diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebagian kaum muslimin memahami bahwa niat adalah sesuatu yang diucapkan, akan tetapi pada hakikatnya niat adalah apa yang ada di dalam hati. Niat itu bertempat di hati, bukan di lisan.

Niat yang sah adalah apabila seseorang menghadirkan kehendak hati, bukan ketika mengucapkannya secara lisan. Karena bisa jadi seseorang mengucapkan niat dalam lisan, akan tetapi belum menghadirkan kehendak hati dalam melakukan sebuah amal.

Kapan berniat?

Di dalam Kitab Fathul Qaribil Mujib fi Syarhi Alfadzi Taqriib, Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al Ghazzy Asy Syafii memberi penjelasan dalam masalah niat dengan mengatakan:

النية معناها لغةً: القصد, وحقيقتها شرعًا: قصد الشيء مقترنا بفعله, فإن تراخى عنه سمٍّي عزما

Artinya: Niat secara bahasa bermakna: maksud/tujuan. Dan secara hakikat syar’inya bermakna: Memaksudkan sesuatu (baca: berniat) dengan disertai amal, sedangkan bila tidak disertai amal maka dinamakan azam.[1]

Perbedaan antara niat (النية) dan azam (العزم) adalah terkait kapan seseorang menghadirkan kehendak hati. Bilamana kehendak hati dihadirkan ketika sedang beramal, maka dinamakan niat. Bila kehendak hati dihadirkan jauh sebelum beramal, maka dinamakan azam.

Contoh kasus:

  1. Seseorang melakukan takbiratul ihram untuk mengawali shalat, disaat yang sama dengan takbiratul ihramnya, ia menghadirkan kehendak hati untuk melakukan shalat subuh 2 rakaat. Maka ini disebut niat.
  2. Seseorang bersiap-siap tidur jam 9 malam, dengan kehendak hati bisa mengerjakan shalat subuh esok hari. Maka ini disebut azam.

Semoga tulisan yang sedikit ini bermanfaat. Baarakallahufiikum.

Referensi

Referensi
1 Kitab Fathul Qaribil Mujib fi Syarhi Alfadzi Taqriib, Hlm. 87, Cet. Muassasah Ar Risalah: 2020
Written by Ilham Wahyudin
Mahasiswa Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, hobi belajar, membaca, menulis, blogging, dan koding. Salah satu ayat yang menginspirasi saya ialah من عمل صالحا من ذكر أو أنثى فلنحيينه حياة طيبة. Hal ini dikarenakan ia merupakan pokok kebahagian makhluk-Nya. Profile

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *