Bismillah, was-sholaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillah wa ‘alaa aalihii wa man waalahu, amma ba’du.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(رواه مسلم: ١٢٧) إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ تَجَاوَزَ لِأُمَّتي عَمَّا حَدَّثَتْ به أَنْفُسَهَا، ما لَمْ تَعْمَلْ، أَوْ تَكَلَّمْ بهِ
Artinya: Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memaafkan umatku (umat Muhammad ﷺ) atas apa yang terbetik dalam hatinya selagi ia belum melakukannya atau mengatakannya (HR. Muslim: 127)
Suatu amalan bisa menjadi amalan yang mendapat balasan karena ada niat atau sesuatu yang awalnya terbetik dalam hati berupa bisikan kebaikan atau bisikan kepada keburukan.
Seringkali kita dapati bisikan hati yang mengarahkan kita kepada kemaksiatan, namun kita berusaha mengabaikan dan menolaknya karena mengetahui dengan ilmu dan taufiq dari Allah ﷻ bahwa hal tersebut keliru dan salah. Bilamana seorang hanya sebatas terbetik dalam hatinya untuk berbuat keburukan namun tidak sampai ia ungkapkan dengan lisannya atau tidak sampai ia lakukan dengan anggota badannya, maka hal ini dimaafkan oleh syariat.
Hal ini merupakan bentuk kasih sayang Allah ﷻ kepada hambanya, karena bisikan hati yang berasal dari syaithan itu merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Bilamana dorongan untuk bermaksiat berbisik, maka hendaknya seorang muslim meminta perlindungan kepada Allah ﷻ agar dijauhkan dari jatuhnya kepada dosa dan maksiat.
Allah telah memberi keutamaan atas umat Islam dengan keutamaan yang sangat besar dalam syariat agama-Nya.
Bagikan