Ilham Wahyudin

Balasan Forum telah dibuat

Menampilkan 11 tulisan - 1 sampai 11 (dari total 11)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • atas balasan kepada: Apakah Benar Aurat Perempuan Adalah Seluruh Badannya? #695
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Di dalam kitab Fathul Qarib disebutkan oleh penulis rahimahullah:

    وجميع بدن المرأة (الحُرَّة عورة إلا وجهها وكفيها). وهذه عورتها في الصلاة؛ أما خارجَ الصلاة فعورتها جميع بدنها

    Artinya: “Dan seluruh anggota tubuh perempuan yang merdeka adalah aurat, kecuali wajah, dan telapak tangannya. Dan ini ketika shalat, adapun ketika diluar shalat, maka auratnya adalah seluruh badannya.” (Fathul Qarib: 84/Bab Hal-hal yang Berbeda Antara Laki-laki dan Perempuan Di Dalam Shalat)

    Jadi, dalam madzhab syafi’i, seluruh badan wanita adalah aurat dan wajib ditutup. Adapun ketika shalat, maka diperkenankan untuk membuka wajah, dan telapak tangan.

    Wallahu ta’ala a’lam

    atas balasan kepada: Kapan Telunjuk Kita Acungkan Ketika Tasyahud? #691
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Disebutkan di dalam Kitab Fathul Qarib oleh penulis rahimahullah:

    ووضع اليدين على الفخذين في الجلوس للتشهد الأول والأخير (يبسط) اليد (اليُسرَى) بحيث تسامَت رؤوسُ أصابعها الرُكبةَ، (ويقبض) اليد (اليمنى) أي أصابعها (إلا المسبحة) من اليمنى، فلا يقبضها؛ (فإنه يشير بها) رافعا لها حال كونه (مُتشهدا)؛ وذلك عند قوله: «إلاَّ الله»، ولا يحركها؛ فإن حرَّكها كره، ولا تبطل صلاتُه في الأصح.

    Artinya: “Dan meletakkan kedua tangan di atas paha saat duduk untuk tasyahhud pertama dan terakhir, merentangkan tangan kiri sehingga ujung-ujung jarinya sejajar dengan lutut, dan menggenggam tangan kanan, yaitu jari-jarinya kecuali jari telunjuk kanan, maka ia tidak menggenggamnya. Sebab ia mengisyaratkannya dengan mengangkatnya saat sedang mengucapkan tasyahhud; yaitu saat mengucapkan ‘illallah’, dan ia tidak perlu menggerak-gerakkan telunjuknya. Jika ia menggerak-gerakkannya, maka itu makruh, tetapi tidak sampai membatalkan shalatnya menurut pendapat yang paling sahih.” (Kitab Fathul Qarib: 82/Bab: Rukun-rukun, Sunnah, dan Haiah Dalam Shalat)

    Maka jari telunjuk mulai diacungkan ketika membaca syahadat ketika lafadz:

    إلا الله

    Artinya: “Kecuali Allah.”

    Wallahu ta’ala a’lam

    atas balasan kepada: Apakah Dengkul dan Pusar Adalah Aurat? #689
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Dengkul dan pusar bukan aurat.

    Di dalam kitab Fathul Qarib disebutkan oleh penulis rahimahullah:

    عورة الرجل ما بين سرته وركبته, أما هما فليسا من العورة لا ما فوقهما

    Artinya: “Aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut, adapun keduanya (pusar dan lutut tersebut) bukanlah aurat, dan apa yang diluar diantara keduanya juga bukan aurat.” (Fathul Qarib: 84/Bab Hal-hal yang Berbeda Antara Laki-laki dan Perempuan Di Dalam Shalat)

    Wallahu ta’ala a’lam.

    atas balasan kepada: Bila Ragu Raka’at Shalat 3 atau 4, Bagaimana? #684
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Di dalam Kitab Fathul Qarib disebutkan oleh penulis rahimahullah:

    وإذا شكَّ المصلي (في عدد ما أتى به من الركعات) كمن شَكَّ هل صلى ثلاثا أو أربعا (بنى على اليقين، وهو الأقل) كالثلاثة في هذا المثال، وأتى بركعة (وسجد للسهو)، ولا ينفعه غلبة الظنِّ أنه صلى أربعا، ولا يعمل بقول غيره له أنه صلى أربعا، ولو بلغ ذلك القائل عددَ التواتر.

    Artinya: “Bila orang yang shalat ragu dalam jumlah rakaat yang telah dia ambil, misalnya: ia ragu sudah melakukan 3 atau 4 rakaat, maka ia ambil yang paling meyakinkan dan yang paling meyakinkan adalah yang terkecil, yaitu 3 rakaat pada contoh ini. Kemudian ia menyempurnakan shalat dengan menambah 1 rakaat dan bersujud sahwi.

    Dan tidak dianggap kemungkinan besar yg ia yakini, yaitu ia telah melakukan 4 rakaat, dan tidak dianggap pula perkataan orang lain kalau dia sudah shalat 4 rakaat, walaupun jumlah orang lain yg mengatakan demikian mencapai jumlah mutawatir” (Fathul Qarib: 90/Bab Sujud Sahwi)

    Jadi, keraguan apapun yang dialami, ambil rakaat yang paling kecil, lalu tambahi sujud sahwi sebelum salam.

    Wallahu ta’ala a’lam.

    atas balasan kepada: Bolehkah Orang Dewasa Bermakmum Kepada Remaja? #682
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Boleh.

    Dalam Matan Al-Ghayah wa Taqrib disebutkan:

    ويجوز أن يأتم الحر بالعبد, والبالغ بالمراهق

    Artinya: Boleh seorang yang merdeka bermakmum kepada seorang budak, boleh pula seorang baligh (dewasa) bermakmum kepada anak remaja

    Dilanjutkan di Syarah Fathul Qarib:

    أما الصبي غير المميز فلا يصح الاقتداء به

    Artinya: Adapun anak kecil yang belum mumayyiz, maka tidak sah (bagi orang dewasa) bermakmum dibelakangnya (Fathul Qarib: 93/Bab Shalat Jama’ah)

    Jadi harus dipastikan yang dijadikan imam adalah remaja yang sudah mumayyiz.

    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Tidak boleh dan tidak sah.

    Dalam Kitab Fathul Qarib disebutkan oleh penulis rahimahullah:

    ولا تصح قدوة رجل بامرأة ولا بخنثى مشكل ولا خنثى مشكل بامرأة ولا بمشكل ولا قارئ وهو يحسن الفاتحة, أي: لا يصح إقتداؤه بأميّ. وهو من يخل بحرف أو تشديدة من الفاتحة

    Artinya: Tidak sah seorang laki-laki menjadikan imam seorang perempuan, dan tidak sah juga خنثى مشكل (hermaprodit) menjadikan imam seorang perempuan atau sesama خنثى مشكل, dan tidak sah pula seorang yang mampu membaca Al-Fatihah. Maksudnya: seorang yang mampu membaca Al-Fatihah tidak sah shalatnya bila menjadikan imam seorang yang tidak bisa membacanya dengan benar. Maksudnya: imam tersebut salah-salah dalam melafalkan huruf-huruf atau tasydid yang terdapat dalam Al-Fatihah. (Fathul Qarib: 93/Bab Shalat Jama’ah)

    Wallahu ta’ala a’lam

    atas balasan kepada: Apa Hukum Melafazkan Niat? #679
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Berkaitan dengan hukum melafazkan niat, saya pernah menulis pembahasannya di artikel berikut: Melafadzkan Niat Bid’ah?.

    Silakan dibaca dan dipahami.

    atas balasan kepada: Apa Hukum Shalat Berjamaah? #677
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Hukum shalat fardhu berjama’ah adalah sunnah muakkadah (selain shalat jum’at) menurut pandangan Al Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu ta’ala. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

    صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

    Artinya: Shalat jama’ah lebih utama daripada shalat sendirian berbanding 27 derajat. (HR. Bukhari: 625)

    Kalimat أفضل ini menunjukkan kesunnahannya (bukan kewajibannya).

    Adapun Al Imam An-Nawawi berpendapat bahwa shalat berjamaah adalah fardhu kifayah.

    Silakan dibaca lagi Kitab Fathul Mu’in: 170-171/Bab Shalat Berjamaah

    atas balasan kepada: Makmum Tidak Mendapati Duduk Akhir Imam #675
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Di Kitab Fathul Mu’in disebutkan oleh penulis rahimahullah

    وتدرك جماعة ما لم يسلم إمام

    Artinya: (Makmum) mendapatkan shalat berjama’ah (bila ia telah takbiratul ihram) sebelum imam menyempurnakan salam (pertama untuk keluar dari shalat) (Fathul Mu’in: 174/Bab Shalat Jama’ah)

    Lebih rincinya: sebelum bacaan imam belum sampai pada huruf mim di kalimat “عليكم”.

    Wallahu ta’ala a’lam

    atas balasan kepada: Apakah nama عائشة termasuk mamnu’ minas-sharf? #671
    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Iya, nama عائشة dan nama-nama perempuan pada umumnya adalah termasuk dalam ممنوع من الصرف.

    Ilham Wahyudin
    Pemilik Web

    Di dalam Kitab Fathul Mu’in disebutkan oleh penulis rahimahullah:

    وأفتى الغزالى وتبعه الحسن البكري في شرحه الكبير على المنهاج بأولوية الإنفراد لمن لا يخشع مع الجماعة في أكثر صلاته

    Artinya: “Al Imam Al-Ghazali berfatwa dan diikuti oleh Abu Al-Hasan Al-Bakriy di Kitab Syarhul Kabir tentang lebih utamanya seseorang melakukan shalat secara munfarid bilamana seringkali ia tidak bisa khusyu’ bila ikut berjamaah.” (Fathul Mu’in: 173/Bab Shalat Jama’ah)

    Bila seseorang berpendapat bahwa shalat berjamaah di masjid adalah sunnah, maka ia bisa mengambil pendapat Al-Imam Al-Ghazali ini, karena yang wajib (khusyu’) lebih utama daripada yang sunnah (shalat jama’ah).

Menampilkan 11 tulisan - 1 sampai 11 (dari total 11)