Bismillah, was-sholaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillah wa ‘alaa aalihii wa man waalahu, amma ba’du.
Setiap seorang muslim melaksanakan shalat wajib, maka diharuskan bersuci dari hadats besar dan kecil. Untuk bersuci dari hadats kecil, maka disyariatkan wudhu. Oleh karena itu sudah sepatutnya setiap muslim memahami hal-hal yang menjadikan wudhu sah.
Di dalam Matan Al Ghayah wa Taqrib karya Abi Syuja’ rahimahullah disebutkan:
وفروض الوضوء ستة أشياء: النية عند غسل الوجه, وغسل الوجه, وغسل اليدين مع المرفقين, ومسح بعض الرأس, وغسل الرجلين من الكعبين, والترتيب على ما ذكرناه
Artinya: Fardhu (baca: rukun) wudhu ada 6: niat ketika membasuh wajah, membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga ke siku-siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki hingga mata kaki, dan tertib (berurutan) sesuai dengan yang telah kami sebutkan.[1]
Dari sini kita dapat pahami bahwa wudhu yang sah harus memenuhi 6 hal:
- Niat ketika membasuh wajah,
- Membasuh wajah,
- Membasuh kedua tangan hingga ke siku-siku,
- Mengusap sebagian kepala,
- Membasuh kedua kaki hingga mata kaki,
- Tertib (berurutan).
Maka bila seseorang tidak mengerjakan salah satu atau lebih dari 6 hal ini, maka wudhunya tidak sah dan harus diulang.
Catatan:
- Batas wajah dari atas ke bawah adalah dari bagian awal tumbuhnya rambut, hingga pangkal jenggot (rahang bawah). Batas wajah dari kiri ke kanan adalah apa yang terdapat di antara dua telinga.[2]
